
Langkah Proaktif Melindungi Bisnis Pangan dari Risiko Keamanan Disengaja
Anda pemilik bisnis pangan? Sudahkah Anda waspada terhadap ancaman pangan yang disengaja? Karena di industri pangan, perhatian terhadap keamanan produk sering kali fokus pada risiko yang tidak disengaja, misalnya kontaminasi mikrobiologis. Namun, ada satu aspek yang kerap diabaikan, namun memiliki potensi dampak yang serius, yaitu food defense. Food defense merupakan sebuah upaya yang berguna untuk melindungi produk pangan dari ancaman disengaja, seperti sabotase, adulterasi dengan tujuan ekonomi, dan tindakan kriminal lainnya. Ancaman ini tidak hanya membahayakan konsumen, melainkan juga dapat merusak reputasi perusahaan Anda dan lebih parah lagi bisa mengganggu kelangsungan bisnis.
Baca juga: Ingin Melakukan Ekspor Pangan? Berikut Beberapa Regulasi yang Wajib Anda Perhatikan!
Salah satu ancaman utama dalam food defense adalah Economically Motivated Adulteration (EMA). Apakah yang dimaksud EMA? EMA merupakan sebuah proses pemalsuan produk pangan untuk mendapatkan keuntungan finansial dengan menggunakan bahan pengganti yang bisa membahayakan konsumen jika dikonsumsi. EMA sulit dideteksi karena dilakukan dengan sengaja dan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang besar. Selain itu, ancaman kontaminasi dengan niat jahat seperti penambahan bahan berbahaya secara sengaja, bisa menjadi kekhawatiran serius karena dapat menyebabkan keracunan massal.
Selain pemalsuan dan kontaminasi langsung, pemerasan dan spionase industri juga termasuk dalam risiko food defense. Alasannya karena pemerasan dapat mengganggu operasional produksi, sementara pencurian data melalui spionase dan serangan siber berpotensi membocorkan rahasia dagang dan mengganggu sistem digital pabrik pangan. Karena saat ini, industri pangan memiliki ketergantungan pada teknologi digital, sehingga serangan siber bisa menjadi ancaman yang signifikan.
Regulasi nasional memberikan kerangka hukum untuk mengatasi ancaman ini. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 10 Tahun 2023 mengatur penerapan manajemen risiko keamanan pangan, termasuk aspek food defense, dengan sanksi tegas untuk pelanggaran. Pendekatan terbaik untuk mengelola ancaman food defense adalah dengan metode TACCP (Threat Assessment Critical Control Point) karena dapat menilai titik rawan ancaman sehingga tindakan pencegahan yang terstruktur dan sistematis dapat diketahui secara pasti.
Baca juga: Regulasi dan Sertifikasi yang Wajib Dimiliki oleh Produsen Pangan di Indonesia
Di Indonesia, kesadaran mengenai pentingnya food defense mulai meningkat. Hal ini terjadi karena beberapa perusahaan pangan telah melakukan implementasi regulasi berbasis risiko dan adopsi standar internasional. Di sisi lain, tantangan besar masih menanti. Utamanya dalam memadukan teknologi, manajemen risiko, dan pelatihan sumber daya manusia untuk menjaga keutuhan rantai pasok pangan. Untuk itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan lembaga riset yang menjadi kunci dalam menguatkan sistem pertahanan pangan nasional.
Secara keseluruhan, food defense merupakan aspek krusial yang tidak boleh diabaikan dalam pengelolaan pabrik pangan. Ancaman disengaja ini memerlukan perhatian serius, penerapan sistem manajemen risiko yang matang, dan kepatuhan regulasi agar keamanan produk dan kepercayaan konsumen tetap terjaga.
Melalui pendekatan yang tepat, industri pangan Anda dapat membangun pertahanan yang kuat terhadap ancaman tersembunyi, menjaga reputasi bisnis, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Segera konsultasikan kebutuhan sertifikasi perusahaan pangan Anda untuk memastikan produk tetap terjaga dan aman dikonsumsi konsumen. Hubungi Top Pangan Consulting hari ini dan dapatkan konsultasi awal secara gratis.